Ekspor kerajinan rotan Bali Turun secara signifikan
Perajin dan pengrajin Bali mengolah rotan yang memiliki sedikit kesenian menjadi matadagangan ekspor, antara lain bentuk
souvenir. Perajin Bali bergaya matadagangan dengan desain yang menarik dan khas, sehingga sangat diminati konsumen.
(I006 / T007) Demikian juga dalam hal kuantitas meningkat sebesar 303,81 persen dari 18.450 unit pada kuartal awal 2013 menjadi
74.503 unit pada kuartal pertama tahun 2014, "Selain itu, pasar Singapura dikonsumsi 1,11 persen, Perancis 7,21 persen,
Australia 5,79 persen, Italia 5,08 persen, Inggris 4,64 persen, Spanyol 5,74 persen dan Jerman 3,79 persen. Sedangkan sisanya
25,79 persen dikonsumsi oleh beberapa negara yang berbeda berkat komoditas tersebut memiliki kemampuan untuk bersaing di pasar
pasar dunia, kata Ketut Teneng. Dia mengatakan bahwa meski terjadi pertumbuhan kerajinan yang signifikan dari bahan baku Lilin, bagiannya
tetap relatif kecil, terutama 2,04 persen keseluruhan ekspor Bali mencapai 132,96 juta dollar AS pada kuartal pertama tahun ini
2014. Kerajinan yang terbuat dari rotan merupakan satu dari 17 jenis kerajinan Bali yang menembus pasar luar negeri yang banyak diserap oleh
Pasar Jepang yang mencapai 22,98 persen mengikuti Amerika Serikat sebesar 17,88 persen. Bali tidak memiliki kebun atau hutan
yang menghasilkan rotan, namun bahan pembuatan berbagai jenis matadagangan dan berbagai macam suvenir
benar-benar terhapus dari Sulawesi, Kalimantan dan Papua. Ketut Teneng mengklarifikasi, perajin Bali memanfaatkan rotan untuk mencipta
berbagai jenis cinderamata, antara lain tas beserta kulitnya untuk mendongkrak devisa.Baca juga: harga plakat
Tidak ada komentar:
Posting Komentar